Friday, May 29, 2009

Sang Perawan Bunga Bakung


Adolphe William Bouguereau (1825-1905) adalah seorang pelukis akademik Perancis. Dia memenangkan Prix de Rome pada 1850 dan menjadi sangat populer selama tahun 1860-an dan 1870-an. Sebagai seorang pelukis, Bouguereau termasyur dengan lukisan-lukisan telanjangnya dan juga dengan lukisan-lukisan historis dan keagamaan. Lukisannya yang diberi judul La Jeunesse et l'Amour disimpan di Louvre.

Lukisan
Bouguereau di atas, yang diberi judul Sang Perawan Bunga Bakung (The Virgin of the Lilies), menampilkan Bunda Maria bersama bayi Yesus. Keduanya penuh dengan kemuliaan yang memancar dari mahkota emas di atas kepala masing-masing. Bunga warna-warni di latar belakang mengesankan keindahan dan keceriaan. Bunga-bunga bakung yang mekar di kedua sisi Bunda Maria melambangkan kesucian, kemurnian, keharuman dan keindahan sang Bunda. Jubah dan kerudung hitam yang dipakai Bunda Maria tentu bukan lambang kedukaan, tapi lambang kecerdasan, kewibawaan dan komitmen.

Dalam gambar, tampak Sang Bunda menggendong bayi Yesus. Tapi, menurut Anda, siapa menggendong siapa? Apakah bukan bayi Yesus yang menggendong dan menopang Bunda Maria, sementara bayi Yesus ini seolah mengambang di udara tak terjatuh, seolah dalam dirinya ada suatu kekuatan ilahi yang bekerja dengan sangat luar biasa?

Tampak sang Bunda duduk di sebuah takhta indah dengan kedua tangannya terjulur memegang Yesus. Tapi coba perhatikan, siapa yang sebenarnya sedang memimpin dengan kekuasaannya? Bunda Mariakah atau bayi Yesus? Bagi Bouguereau, yang sedang memimpin bukanlah Bunda Maria yang kedua matanya agak terkatup, tetapi sang bayi yang kedua matanya terbuka lebar dan tajam menatap lurus ke depan, ke dunia dan ke Anda. Sang bayi seolah serba tahu dan serba melihat. Perhatikan, tangan kanan bayi Yesus sedang terangkat dan memberkati dunia dan Anda dengan kedamaian dan kemenangan, seperti kelihatan pada bentuk huruf V yang dibentuk oleh telunjuk dan jari tengahnya.

Kedua kaki kecil bayi Yesus terlipat, dengan kaki kanan menumpang lengket pada kaki kiri seolah sang bayi sudah melihat ke depan bahwa kedua kakinya nanti akan bersama-sama dipaku pada kayu salib. Sang bayi sama sekali telanjang, menandakan kesucian, keilahian dan kemurniannya.

Yang saya belum tangkap adalah apa pesan yang mau disampaikan Bouguereau melalui jari tengah dan jari manis sang Bunda yang terekat satu sama lain pada kedua belah tangannya? Apakah ini menandakan cintanya yang kuat pada sang bayi? Atau, barangkali Anda punya gagasan dan kesan yang lain?