
Soliditas permukaannya dekat dengan soliditas Planet Bumi, hanya saja permukaan Planet Corot-7b ini bertemperatur sangat tinggi, lebih dari 3.600 derajat Fahrenheit, sehingga planet ini oleh para ilmuwan disebut sebagai planet lahar. Meskipun permukaannya bebatuan sehingga memenuhi salah satu syarat bagi adanya kehidupan, namun temperatur permukaan planet ini terlalu panas untuk memungkinkan hadirnya kehidupan. Permukaannya bersuhu tinggi karena letak planet ini sangat dekat dengan mataharinya. Planet ini mengitari mataharinya penuh hanya dalam waktu 20 jam, berputar dengan kecepatan 466.000 mph. Sebagai perbandingan, Merkurius, sebagai planet yang paling dekat dengan Matahari kita, menyelesaikan satu kali edar orbitnya terhadap Matahari dalam 88 hari.
Hingga saat ini para ilmuwan angkasa sudah menemukan lebih dari 300 planet di luar Tata Surya dalam upaya mereka mencari kehidupan di luar bumi dengan menyelidiki dan meneropong angkasa. Tetapi semua planet yang sudah ditemukan sejauh ini berupa bola-bola gas dan mereka tidak dapat membuktikan bahwa permukaannya padat. Dengan ditemukannya Planet Corot-7b, kini para ilmuwan sudah berhasil mendapatkan untuk pertama kalinya satu planet di luar Tata Surya yang permukaannya bebatuan padat. Sayangnya, letak planet ini terlalu dekat dengan mataharinya, sehingga mustahil menghipotesiskan bahwa di situ ada kehidupan. Makhluk hidup apakah yang bisa hidup di dalam suhu 3.600 derajat Fahrenheit? Tetapi mungkin juga bisa ada jika “tubuh”makhluk ET ini berbeda dari tubuh manusia penghuni Planet Bumi!
Penemuan Planet Corot-7b ini membuat para ilmuwan makin yakin bahwa mereka akan menemukan lebih banyak lagi planet di luar Tata Surya yang permukaannya bebatuan padat, planet-planet yang seperti Planet Bumi, di lokasi yang lebih jauh, di mana keadaannya lebih memungkinkan munculnya kehidupan. Bukti-buktinya akan makin berlimpah-ruah untuk kita bisa menyatakan bahwa alam semesta kita ini dipenuhi banyak planet lain yang kondisinya seperti Planet Bumi, yang memungkinkan adanya kehidupan.
Pertanyaan yang relevan bagi orang beragama di Planet Bumi adalah: Apakah Tuhan dan agama masih harus kita pertahankan keberadaannya jika nantinya dapat ditemukan bukti-bukti bahwa ada banyak makhluk cerdas di angkasa luar sana, atau minimal ada bentuk-bentuk kehidupan primitif bersel tunggal di sana (yang akan berevolusi), yang masing-masing mendiami planet sendiri-sendiri, yang kondisinya sama dengan kondisi Planet Bumi?