Saturday, July 18, 2009

Presiden SBY Bersumpah Berantas Terorisme di Indonesia


Sahabat saya yang tentu Anda semua kenal, namanya George Junus Aditjondro, meng-SMS saya pada 17 Juli 2009, pukul 7.29 PM, meminta saya untuk menyaksikan wawancara TV Aljazeera terhadap dirinya yang akan berlangsung pukul 20.00 WIB, di sekitar soal peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton yang berlokasi di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Indonesia, yang terjadi di pagi hari pada tanggal yang sama. Ketika menerima SMS ini, saya sedang berceramah di Gereja Kemah Abraham, Permata Hijau, yang baru selesai pukul 21.00 WIB. Saya jadinya tidak bisa mengikuti wawancara itu, yang bisa jadi telah berlangsung dengan menarik.

Tapi, sesampainya saya di rumah, saya mengirim sebuah SMS kepada George, menanyakan
apa dia sudah mengetahui siapa pelaku peledakan bom itu, siapa aktor intelektualnya dan siapa penggeraknya, sementara polisi dan penyidik lainnya (sampai malam tanggal 17 Juli 2009) belum berhasil mengetahuinya. Sejak peledakan bom ini diberitakan banyak saluran TV di pagi hari, saya pada hari yang sama terus mengikuti laporan-laporan perkembangan yang disampaikan beberapa saluran TV. Saya bahkan sengaja memberi waktu untuk di rumah mendengarkan langsung (live) pidato atau pernyataan SBY selaku Presiden RI berkaitan dengan peristiwa peledakan bom di dua hotel bertaraf internasional itu. Persis pukul 14.00 SBY tampil di layar TV hampir semua saluran TV Indonesia, dan menyampaikan pandangan dan sikapnya selama 25 menit. Saya mendengarkannya dengan sangat berminat dan penuh rasa ingin tahu lewat Metro TV. Ketika mendengarkan pidato SBY ini, saya mau tidak mau menjadi tegang juga karena isi pidatonya ini yang di luar dugaan saya (dan mungkin juga di luar dugaan semua orang Indonesia). Karena pidato atau pernyataan SBY ini penting dan mungkin juga akan menjadi sebuah pernyataan historic, naskah lengkap pidato atau pernyataan Presiden SBY ini saya muat di bawah ini seutuhnya, dalam blog pribadi saya ini.

Kembali ke SMS saya itu. George menjawabnya dengan sebuah pertanyaan, “Siapa yang paling diuntungkan kalau polisi menyidik Wiranto dan Prabowo?” Jawabannya ini menyiratkan pandangan (atau lebih tepat “judgement”) George bahwa aksi peledakan bom itu didalangi SBY sendiri untuk sang Presiden ini meraup keuntungan politik darinya. Saya jawab George dengan sebuah SMS yang bunyinya demikian, “Teori Anda ttg SBY lempar batu sembunyi tangan apa berlaku mengingat dia dan Boed sudah unggul di pilpres [2009] 1 putaran? Anda selalu government-phobic.” Lalu terjadilah serbuan SMS George ke HP saya, yang saya tidak mau tanggapi semuanya.

Pada akhirnya, karena saya mau tidur (hari sudah lewat tengah malam, pukul 01.05 AM) saya sepihak menutup lalu-lintas SMS itu dengan sebuah SMS yang bunyinya demikian, “Yang Pak George sebut2 itu sudah klise, sdh sering diulang-ulang, sudah diketahui umum. Saya tidak bisa berharap pd Mega, pd JK, pd Prabowo, pd Wiranto, apalagi pd diri saya sendiri, untuk membereskan semuanya itu.Tapi seburuk-buruknya SBY saya bisa sedikit berharap pdnya, dan pd Pak Boed. Itu saja. Saya perlu seorang presiden untuk memimpin negeri ini. Pak George apa mau jadi seorang presiden RI menggantikan SBY? Sudah ya, saya mau bobo.” SMS yang “tanpa tedeng aling-aling” ini tidak berjawab, hingga sekarang ketika saya post tulisan ini di blog saya. Mudah-mudahan sahabat saya, George, tidak murka kepada saya lalu memutuskan tali persahabatan yang telah kami bangun selama ini. Seorang seperti George memang bangsa Indonesia perlukan, kendatipun dia sering kali terlalu keras “menerjang” bak air bah!
Katanya, dia mau menjadi sekaligus pemikir kritis dan nabi di dunia ini.

Hemat saya, pidato/pernyataan SBY itu sangat penting dan perlu dicermati. Saya merasa (mudah-mudahan naluri insani saya ini benar!) SBY berkata jujur dan tidak sedang melakukan manuver politik melalui pidatonya itu untuk meraup keuntungan politik pribadi. Lagi pula, menurut akal sehat saya, jika SBY melakukan suatu politik “lempar batu sembunyi tangan” melalui pernyataannya itu, politiknya ini bodoh, karena akan mengakibatkan “batunya” itu berbalik dengan kekuatan jauh lebih besar menghantam dan membinasakan dirinya sendiri. Jika SBY memang tulus, jujur dan berbicara dari nuraninya sendiri ketika menyampaikan pidatonya itu, dan jika karena ketulusan dan kejujurannya ini dia dalam waktu dekat ke depan menghadapi makin banyak persoalan, sudah seharusnya rakyat Indonesia langsung atau tidak langsung menyatakan pembelaan mereka kepada SBY. Barangsiapa menduga bahwa pernyataan SBY itu suatu manuver politik “lempar batu sembunyi tangan”, orang itu, seperti George Junus Aditjondro, sahabat saya itu, harus bisa membuktikan bahwa semua pernyataan SBY itu salah, dengan mengajukan bukti-bukti.


Lampiran:


Pidato/Pernyataan Presiden SBY tentang Aksi Bom di Kawasan Mega Kuningan (Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton), disampaikan Jumat, 17 Juli 2009, pukul 14.00-14.25, lewat saluran-saluran TV Indonesia


Assalamualaikum,

Salam Sejahtera bagi kita semua,

Bismillahirrahmanir rahim alhamdulillahirabil alamin,


Saudara-saudara, rakyat Indonesia yang saya cintai dimanapun saudara berada. Hari ini [17 Juli 2009] adalah titik hitam dalam sejarah kita, terjadi lagi serangan atau pemboman yang dilakukan oleh kaum teroris di Jakarta. Aksi teror ini diperkirakan dilakukan oleh kelompok teroris meskipun belum tentu jaringan terorisme yang kita kenal selama ini terjadi di bumi Indonesia, yang menimbulkan derita dan kesulitan yang dipikul oleh seluruh rakyat Indonesia.
Aksi yang tidak berperi kemanusiaan ini, juga menimbulkan korban jiwa dan luka-luka bagi mereka yang tidak berdosa. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini atas nama negara dan pemerintahan dan selaku pribadi, maka bagi para keluarga yang ditinggalkan saya mengucapkan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya. Semoga saudara-saudara kita yang menjadi korban, hidup tenang di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.

Saudara-saudara, aksi pemboman yang keji dan tidak berperikemanusiaan ini serta tidak bertanggungjawab ini, terjadi ketika baru saja bangsa Indonesia melakukan pemungutan suara dalam rangka pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, dan ketika KPU sedang menghitung hasil pemungutan suara itu.

Kejadian ini yang sangat merusak keamanan dan kedamaian di negeri ini, juga terjadi ketika rakyat sungguh menginginkan suasana yang tepat, aman, tenang dan damai, dan justru rakyat ingin agar selesainya pemilu 2009 ini kita semua segera bersatu, membangun kembali negara kita, untuk kepentingan rakyat Indonesia.
Terus terang juga, aksi pemboman ini terjadi ketika rakyat merasa prihatin atas kegaduhan politik di tingkat elit disertai, sebagaimana yang saya ikuti setiap hari, ucapan-ucapan yang bernada menghasut dan terus memelihara suhu yang panas dan penuh dengan permusuhan yang sesungguhnya bukan menjadi harapan rakyat setelah mereka semua melaksanakan kewajiban demokrasinya beberapa saat yang lalu.

Saudara-saudara, saya yakin, hampir semua diantara kita merasa prihatin, berduka, prihatin, dan menangis dalam hati, seperti yang saya rasakan. Memang ada segelintir orang di negeri ini yang sekarang tertawa puas, bersorak dalam hati, disertai nafsu amarah dan keangkaramurkaan. Mereka segelintir orang itu tidak memilki rasa kemanusiaan dan tidak perduli dengan kehancuran negara kita, akibat aksi teror ini yang dampaknya luas bagi ekonomi kita, iklim usaha kita, kepariwisataan kita, citra kita di mata dunia dan lain-lain lagi.


Saat ini, Saudara-saudara, disamping kita pemerintah menjalankan kegiatan tanggap darurat untuk merawat saudara-saudara kita yang menjadi korban dalam aksi pemboman ini, investigasi juga tengah dilakukan. Saya telah menerima laporan awal dari investigasi yang sedang berlangsung ini. Setelah saya menerima laporan awal, saya telah menginstruksikan kepada Polri, Badan Intelejen Negara, dan badan lembaga-lembaga lain terkait untuk melakukan investigasi secara cepat dan menyeluruh serta mengadili pelaku-pelakunya, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Saya yakin, sebagaimana yang dapat kita ungkapkan di waktu yang lalu, para pelaku dan mereka-mereka yang menggerakkan aksi terorisme ini akan dapat kita tangkap dan akan kita adili secara hukum. Saya juga menginstruksikan kepada para penegak hukum untuk juga mengadili siapa saja yang terlibat dalam aksi terorisme ini, siapapun dia, apapun status dan latar belakang politiknya. Pagi ini, saya mendapat banyak sekali pertanyaan, atau saudara-saudara yang mengingatkan kepada saya, yang berteori, paling tidak mencemaskan, kalau aksi teror ini berkaitan dengan hasil pemilihan Presiden sekarang ini. Saya meresponnya sebagai berikut, bahwa kita tidak boleh main tuding dan main duga begitu saja. Semua teori dan spekulasi harus bisa dibuktikan secara hukum. Negara kita adalah negara hukum dan negara demokrasi. Oleh karena itu norma hukum dan norma demokrasi harus betul-betul kita tegakkan. Bila seseorang bisa dibuktikan bersalah secara hukum, baru kita bisa mengatakan yang bersangkutan salah.

Saya harus mengatakan untuk yang pertama kalinya kepada rakyat Indonesia, bahwa dalam rangkaian pemilu legislatif dan pemilihan Presiden dan pemillihan Wakil Presiden tahun 2009 ini, memang ada sejumlah [data] intelejen yang dapat dikumpulkan oleh pihak yang berwenang. Sekali lagi ini memang tidak pernah kita buka kepada umum, kepada publik, meskipun kita pantau dan kita ikuti. Intelejen yang saya maksud adalah adanya kegiatan kelompok teroris yang berlatih menembak, dengan foto saya, foto SBY, dijadikan sasaran tembak.
Saya tunjukkan, ada rekaman videonya. Ini mereka yang berlatih menembak [sambil menunjukkan foto-foto yang didapat dari badan intelejen]. Dua orang menembak pistol. Ini sasarannya, dan ini foto saya dengan tembakan di wilayah muka saya, dan banyak lagi. Ini intelejen, ada rekaman videonya, ada rekaman gambarnya, bukan fitnah bukan isu. Saya mendapatkan laporan ini beberapa saat yang lalu.

Masih berkaitan dengan intelejen, diketahui ada rencana untuk melakukan kekerasan dan tindakan melawan hukum berkaitan dengan hasil Pemilu. Adapula rencana untuk pendudukan paksa KPU pada saat nanti hasil pemungutan suara diumumkan. Ada pernyataan akan ada revolusi jika SBY menang. Ini intelejen, bukan rumor, bukan isu, bukan gosip. Ada pernyataan “kita bikin Indonesia seperti Iran.” Dan yang terakhir, ada pernyataan, bagaimanapun juga SBY tidak boleh dan tidak bisa dilantik. Saudara bisa menafsirkan apa arti ancaman seperti itu.
Dan puluhan intelejen lain yang sekarang berada di pihak yang berwenang.

Tadi pagi, terus terang, sebagaimana kebiasaan saya, saya ingin langsung datang ke lokasi. Tapi, Kapolri dan semua pihak menyarankan jangan dulu, karena memang belum steril, masih dibersihkan, masih disisir dan ancaman setiap saat bisa datang, apalagi dengan contoh yang saya sampaikan tadi, ancaman fisik. Tetapi, tentu hidup dan mati tentu di tangan Allah SWT, tidak boleh terhalang untuk menjalankan tugas saya, untuk rakyat untuk negara ini. Dan karena pengaman Presiden itu berada di pundak TNI, saya yakin TNI telah mengambil langkah-langkah seperlunya.


Terhadap semua intelejen itu, Saudara-saudara, apakah terkait dengan aksi pemboman hari ini atau tidak terkait, saya menginstruksikan kepada semua jajaran penegak hukum untuk menjalankan tugasnya dengan benar, objektif, tegas dan dapat dipertanggungjawabkan, dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Andaikata tidak terkait dengan ancaman-ancaman yang tadi itu, dengan aksi pemboman hari ini, tetaplah harus dicegah, harus dihentikan, karena anarki, tindakan kekerasan, pengrusakan, tindakan melawan hokum, bukan karakter demokrasi, bukan karakter negara hukum. Sangat jelas, atas semuanya ini, saya selaku kepala negara dan kepala pemerintahan, mengutuk keras aksi teror yang keji ini; saya juga sangat-sangat prihatin dengan kejadian ini.
Barangkali atau biasanya dalam keadaan seperti ini, banyak di antara kita yang kurang berani menyampaikan kecaman dan kutukannya, barangkali karena pertimbangan politik. Saya dengan bahasa terang harus menyampaikan seperti itu, karena demikian amanah saya sebagai Kepala Negara.

Mengapa saya sangat-sangat prihatin? Pertama, Saudara tahu, lima tahun terakhir ini ekonomi kita tumbuh dengan baik. Dunia usaha, kepariwisataan, swasembada pangan, investasi, perdagangan, sektor riil semua bergerak, meskipun kita menghadapi krisis-krisis global yang datang silih berganti. Yang kedua, satu minggu terakhir ini saja, nilai saham kita menguat tajam, nilai tukar rupiah juga menguat. Dengan ekonomi yang terus tumbuh, kesejahteraan rakyat kita sesungguhnya secara bertahap terus juga meningkat, termasuk dapat dilaksanakannya program-program penanggulangan kemiskinan, program-program pengurangan pengangguran atau yang sering saya sebut dengan program pro rakyat.
Semua itu terjadi, Saudara-saudara, karena tahun-tahun terakhir ini negara kita benar-benar aman dan damai. Sehingga di samping ekonomi tumbuh, rakyat kita diseluruh pelosok tanah air, bisa bekerja, bisa menjalani kehidupan sehari-harinya dengan tenang, bebas dari rasa ketakutan. Sementara itu citra kita di mata dunia tahun-tahun terakhir ini juga makin meningkat, karena dunia menilai negara kita makin aman, tertib dan damai. Negara kita memiliki kehidupan demokrasi yang makin mekar, serta penghormatan kepada Hak Azasi Manusia yang makin baik, negara yang ekonominya juga tumbuh, dan negara yang berperan dalam percaturan global. Bahkan, ini yang sangat memilukan, sebenarnya kalau tidak ada kejadian ini, klub sepak bola terkenal di dunia, Manchaster United, berencana untuk bermain di Jakarta.

(SBY kemudian terdiam lama)

Saudara-saudara, dengan aksi-aksi teror yang keji dan tidak bertanggungjawab ini, apa yang kita bangun hampir lima tahun terakhir ini, oleh kerja keras dan tetesan keringat seluruh rakyat Indonesia, lagi-lagi harus mengalami goncangan dan kemunduran. Lagi-lagi dampak buruknya harus dipikul oleh seluruh rakyat Indonesia, minus mereka-mereka yang melakukan tindakan yang tidak bertanggungjawab itu. Oleh karena itu, kebenaran dan keadilan, serta tegaknya hukum, harus diwujudkan.

Saya bersumpah, demi rakyat Indonesia yang sangat saya cintai, negara dan pemerintah akan melaksanakan tindakan yang tegas, tepat, dan benar terhadap pelaku pemboman ini, berikut otak dan penggeraknya ataupun kejahatan-kejahatan lain yang mungkin atau dapat terjadi di negeri kita sekarang ini.
Kepada Polri, TNI, BIN, termasuk para Gubernur, Bupati dan Walikota, saya minta untuk terus meningkatkan kewaspadaan, terus berusaha keras mencegah aksi-aksi teror. Dan kemudian yang lebih penting lagi, para penegak hukum harus betul-betul mencari, menangkap dan mengadili para pelaku, para penggerak, dan otak dibelakang kekerasan ini.

Barangkali ada di antara kita, yang diwaktu yang lalu melakukan kejahatan, membunuh, menghilangkan orang barangkali, dan para pelaku itu barangkali masih lolos dari jeratan hokum; kali ini negara tidak boleh membiarkan mereka menjadi drakula dan penyebar maut di negeri kita.

Saya tahu selama lima tahun ini pihak kepolisian telah berkali-kali mencegah dan menggagalkan aksi terorisme. Telah bisa menyita bahan peledak yang siap diledakkan, sudah bisa membongkar beberapa jaringan, meskipun lolos hari ini, sehingga terjadilah musibah yang sangat merobek keamanan dan nama baik bangsa dan negara kita.
Agar tugas untuk mencegah dan memberantas terorisme ini serta kejahatan-kejahatan yang lain dapat dilaksanakan dengan baik, intelejen harus benar-benar tajam. Pencegahan harus benar-benar efektif. Polri, BIN, TNI harus benar-benar bersinergi; sikap lengah dan menganggap ringan sesuatu harus dibuang jauh-jauh. Ini amanah kita kepada rakyat, kepada negara.

Kepada rakyat Indonesia, seraya juga meningkatkan kewaspadaan, tetaplah menjalankan profesi dan kehidupan Saudara secara normal. Jika ada keganjilan, segera beritahu Polri. Jangan biarkan kaum teroris beserta otaknya berkeliaran di sekeliling Saudara. Saudara pun bisa menjadi korban setiap saat manakala kaum teroris itu dibiarkan merancang lagi aksi-aksi terornya di negeri kita ini. Selanjutnya ke depan, saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, seluruh komponen bangsa, untuk marilah kita lebih bersatu dan menjaga keamanan dan perdamaian di negeri ini.


Bangsa manapun, agama apapun, kita semua, tidak membenarkan terorisme, apapun motif dan alasannya. Jangan ragu-ragu, jangan setengah hati, dan jangan takut, untuk mencegah dan memberantas terorisme. Sementara itu aksi teror yang terjadi hari ini jangan pula menghalangi semangat dan upaya kita untuk membangun dan memajukan negara kita ini. Kita terus berjuang dan membikin lebih baik, demokrasi dan penghormatan HAM lebih baik, penegakan hukum, pembangunan daerah, peningkatan kesejahteraan rakyat dan sebagainya.
Memang ada kerusakan akibat aksi terorisme hari ini. Mari bersama-sama kita perbaiki dan kemudian mari kita terus bangkit dan maju kembali. Kita bangsa, negara, rakyat tidak boleh kalah dan menyerah kepada terorisme. Tidak boleh membiarkan kekerasan, ekstrimitas dan kejahatan-kejahatan lain, terus tumbuh di negeri ini. Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, akan melindungi kehidupan bangsa Indonesia.

Dan dengan memohon ridha Allah SWT saya sampaikan kepada rakyat Indonesia, saya akan terus berada di depan, untuk menghadapi ancaman dan tantangan ini, serta untuk mengemban tugas yang berat namun mulia ini.


Demikian pernyataan saya, terimakasih.

Wassalamualaikum Wr Wb.