Wednesday, October 14, 2009

Manajemen Pikiran (2)

Nature and its mystifying power

Kemampuan luar biasa pikiran manusia modern bukanlah sesuatu yang mendadak diciptakan dalam satu hari penciptaan oleh suatu oknum spiritual adikodrati yang dinamakan Tuhan, Allah, Theos, God, Yahweh, Adonai, Kurios, Elohim, Dewa, Debata, Gusti Alloh, Shangdi, Summum Bonum, Jeevan Mukti, Zeus, Langit, Logos, Aum atau Tao dan lain sebagainya. Kemampuan akal manusia modern sekarang ini adalah suatu hasil dari suatu proses evolusioner spesies di planet Bumi yang sudah berlangsung 3 milyar tahun lamanya, suatu proses yang sangat panjang dan makan waktu. Inteligensi atau kemampuan otak manusia untuk berpikir atau bernalar cerdas adalah suatu produk dari suatu proses evolusi yang dimulai oleh alam dan kekuatannya dan dikendalikan oleh hukum-hukum alam atau natural laws.

Karena hasil evolusi spesies ini adalah makhluk cerdas yang dinamakan homo sapiens sapiens yang dengan kecerdasan pemberian alam ini mereka dapat membangun dan mempertahankan serta mengembangkan peradaban mereka, bahkan dapat mencintai secara naluriah, maka bagi manusia (Latin= homo) alam, kekuatan dan mekanisme kerjanya adalah baik, bajik dan pemelihara.
Hukum-hukum alam ini dan kekuatannya bukan hanya bekerja di planet Bumi, tetapi juga di seluruh alam semesta yang mahabesar dan tanpa batas-batas material geografis.

Mekanisme kerja hukum-hukum alam semesta ini sudah banyak dipahami manusia melalui kekuatan dan kemampuan inteligensinya yang melahirkan sains, yang didukung oleh sekian peralatan teknologis modern untuk menyelidiki alam planet Bumi dan juga alam jagat raya maha besar. Meskipun demikian, masih ada sangat banyak hukum alam yang belum dipahami dan yang belum diketahui manusia.
Kendatipun masih ada banyak sifat, kekuatan dan mekanisme kerja hukum alam yang belum dipahami dan diketahui manusia, namun satu hal sudah pasti, yakni hukum-hukum alam ini bekerja dengan kekuatannya untuk menghasilkan kebaikan dan kebajikan buat semua makhluk hidup di planet Bumi ini dan tentunya juga buat semua makhluk hidup yang ada di jagat raya nan maha luas ini. Dari mana datangnya udara, oksigen, berbagai macam gas, angin, api, air, hujan, suara, cahaya dan panas matahari, sinar rembulan, tanah, barang tambang, tetumbuhan, hewan, gunung-gemunung, air terjun, hutan, samudera, sungai-sungai, cahaya kosmik, dan lain-lainnya, yang semuanya memberi dan menopang kehidupan manusia dan semua makhluk hidup lainnya, kalau bukan dari alam dan kekuatannya?

Tentu orang bisa langsung bereaksi negatif terhadap pernyataan saya ini, dengan dia langsung menyebut sekian hal buruk dan kejam yang dapat ditimbulkan alam terhadap manusia dan semua makhluk hidup lainnya di planet Bumi.
Orang dengan realistik dapat menyatakan bahwa alam dan kekuatan serta hukum-hukumnya telah dan akan terus menimbulkan berbagai bencana alam, mulai dari yang relatif sedikit merusak sampai yang sangat merusak, mematikan dan membinasakan, seperti bencana alam Tsunami, gempa bumi berkekuatan besar, badai dahsyat di darat maupun di laut, letusan dahsyat gunung berapi, tanah longsor, terbelahnya kulit bumi, ancaman planet Bumi ditelan oleh lidah-lidah api panas bintang Matahari ketika sang bintang ini membesar dan menjadi sebuah bola gas merah raksasa yang membara, dan lain sebagainya. Tentu saja saya juga mengakui bahwa alam, kekuatannya dan mekanisme kerjanya juga bisa mendatangkan kerusakan besar dan kebinasaan pada semua makhluk hidup.

Banyak pendiri agama-agama di dunia sudah menggumuli dan berusaha menerangkan dua aspek dari alam ini, aspek kebajikan atau kebaikan alam dan aspek buruk dan keji yang menghancurkan dan membinasakan. Kedua kekuatan alam yang bertolakbelakang ini di-personifikasi-kan dalam dua wujud dewa-dewi dengan dua karakter yang bertabrakkan satu sama lain. Dalam Hinduisme misalnya, Dewa Siwa digambarkan sebagai sang Dewa perusak dan pembinasa, di samping ada dewa-dewa lain yang bersifat memulihkan dan membangun serta memelihara alam dan segenap makhluk hidup.


Nah, pada kesempatan ini saya fokus dulu pada sifat baik dan bajik dari alam, kekuatannya serta mekanisme kerjanya, seperti terbukti, telah dikatakan di atas, pada hasil evolusi alamiah spesies di planet Bumi yang pada masa kini telah menghasilkan beragam jenis makhluk cerdas yang berakal budi dan bijaksana, yang dinamakan homo sapiens sapiens, sebagai bagian tidak terpisah dari seluruh alam planet Bumi dan semua makhluk hidup yang mendiami planet ini. Tanpa pemberian akal dan kecerdasan pada manusia oleh alam, kita semua mungkin sudah lama lenyap dari planet Bumi, dan planet Bumi, jika demikian, mungkin akan hanya dihuni oleh hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki inteligensi seperti yang dimiliki manusia.


Nah, dalam rangka manajemen pikiran, seseorang akan dapat hidup dengan tenang, senang, ceria, lega, sehat, mantap, optimistik, penuh ucapan syukur, tidak resah dan gelisah, tabah, kokoh dan kuat, tidak agresif, lemah lembut, jika dia mensyukuri dan berterima kasih kepada alam dan kekuatannya atas segala kebajikan dan kebaikan yang telah, sedang dan akan diterimanya dari alam dalam kehidupannya, teristimewa atas karunia akal budi dan kecerdasan yang berasal dari alam, yang diberi kepada otak kita yang harus terus dipelihara, dipakai dan diasah. Dalam rangka manajemen pikiran, empat hal berikut ini perlu dihayati dan dipraktekkan.
  • Orang yang berpikir dan berkesadaran demikian mengenai alam akan semaksimal mungkin menjalani kehidupannya selaras dengan alam, kekuatan dan mekanisme kerjanya;
  • Orang yang berpikir dan berkesadaran demikian mengenai alam akan senantiasa berusaha menerima dengan rela dan lega apapun yang alam telah, sedang dan akan beri kepadanya, dalam kepercayaan bahwa alam, kekuatan dan mekanisme kerjanya mempunyai maksud-maksud baik yang berkesadaran terhadap manusia dan perjalanan kehidupannya, kalau tidak dialami pada masa kini, ya di masa depan;
  • Orang yang berpikir dan berkesadaran demikian terhadap alam bahkan akan dimampukan untuk bergaul erat dan intim, bahkan menyatu, dengan alam, kekuatan serta mekanisme kerjanya;
  • Orang yang berpikir dan berkesadaran demikian tentang alam bahkan akan dapat menerima dan mengalami kenyataan bahwa ternyata alam dan kekuatan serta mekanisme kerjanya itu berkepribadian, maha pengasih, pemurah, rahimi dan rahmani, dapat dipanggil dalam batin atau lewat doa dan menjawab doa— sifat-sifat yang biasanya orang beri hanya kepada allah-allah personal yang diberitakan agama-agama.
Nah, manage-lah pikiran dan inteligensi anda menurut perspektif manajemen pikiran yang telah dikemukakan di atas. Jika ini anda lakukan dengan sungguh dan dengan penuh keyakinan, maka anda akan mulai merasa berbahagia dan tenang dalam kehidupan anda di tengah kehidupan yang seringkali dirasakan keras dan kejam oleh banyak anak manusia dewasa ini.